Tahun Baru hijriah merupakan tahun baru yang dirayakan oleh seluruh umat Islam di penjuru dunia. Termasuk Indonesia, di Indonesia seringkali perayaan tahun baru dilaksanakan dengan berbagai macam kegiatan, Pawai Obor merupakan salah satu contoh tradisinya.
Ada makna mendalam dari perayaan Tahun Baru Islam ini. 1 Muharram ditandai dengan peristiwa besar berupa peristiwa Nabi Muhammad SAW hijrah dari kota Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Hal tersebut menjadikan sebuah penamaan kalender Islam.
Pada awalnya masyarakat Arab tidak menggunakan sistem Kalender untuk memperingati suatu peristiwa. Mereka hanya menggunakan sistem hari dan bulan. Hal tersebut dibuktikan dengan penyebutan tahun Gajah ketika kelahiran Nabi Muhammad SAW, disebut sebagai tahun gajah, ya karena memang masyarakat pada masa itu tidak menggunakan angka dalam menentukan tahun .
Salah satu yang menjadi perhitungan dalam menentukan kalender hijriyah sebagai sistem penanggalan adalah mengacu kepada peredaran bulan, dan hal itu berlaku bagi penduduk umat islam. Ada sebuah pemaknaan penting dari tahun baru islam ini. Yaitu proses hijrah yang dilakukan nabi sebagai strategi dakwah dan menanggapi situasi dan kondisi yang tidak kondusif ada masyarkat Mekkah
Bicara soal hijrah, hijrah sendiri sering diartikan sebagai sebuah perjuanagan meninggalkan hal-hal buruk ke arah yang lebih baik. Dan. Kini peristiwa hijrah diartikan sebagai pembelajaran nilai kebaikan untuk diri sendiri, seperti berani meninggalkan sesuatu yang buruk yang merugikan diri sendiri dan beralih pada sesuatu yang baik.
Indonesia dengan keanekaragaman budayanya tentu banyak tradisi dalam memperingati tahun baru Islam. Berikut ini beberapa tradisi yang bisa kamu ketahui dari perayaan-perayaan tahun baru Islam di Indonesia.
Masyarakat Indonesia terutama warga Surakarta melakukan kegiatan kirab kebo bule (kerbau berwarna Putih). Menurut masyarakat disana Kerbau ini merupakan turunan kebo bule kyai slamet dan tentu dianggap sebagai kerbau keramat.
Kerbau-kerbau tersebut akan menjadi pemandu kirab yang diikuti oleh para keluarga keraton yang membawa pusaka, diikuti dengan masyarakat Surakarta dibelakangnya.
Tradisi yang dilakukan di Yogyakarta adalah merupakan salah satu symbol refleksi diri oran Jawa. Dimana ratusan abdi dalem akan mengelilingi Keraton Yogyakarta dan diikuti oleh warga. Selama mengelilingi keraton, mereka harus melakukan tapa bisu (tidak berbicara atau bersuara) serta tidak makan, minum ataupun merokok dalam radius kurang lebih lima kilometer.
Upacara ini dirayakan oleh masyarakat Bengkulu, untuk mengenang kepahlawanan serta meninggalnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali Abu Thabib. Perayaan ini sudah dilakukan sejak 1685 oleh Syeh Burhanuddin. Masyarakat percaya apabila upacara ini tidak diselenggarakan maaka musibah dan malapetaka yang akan mereka dapatkan.
Tradisi ini dirayakan oleh umat Islam di Bangka Belitung, “Nganggung” dalam Bahasa setempat berarti makan bersama. Warga akan menggelar acara dimana mereka akan makan bersama-sama. Warga dari seluruh penjuru Bangka berdatangan untuk bersilahturahmi sekaligus bertamu ke rumah-rumah Warga.
Tradisi ini merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Sukabumi, Jawa Barat. Tradisi dirayakan dengan lomba seni menabuh beduk yang diikuti oleh mayoritas warga. Para peserta akan berlomba menciptakan nada yang unik agar memenangkan lomba.
Untuk tradisi di Jakarta kali ini ada yang berbeda. Pada tanggal 31 Agustus kemarin, masyarakat Jakarta merayakan Malam tahun baru islam dengan menggelar Jakarta Muharram Festival dan Pawai Obor Elektrik. Acara itu digelar pada Sabtu mulai pukul 16.00 Wib. Ada tiga panggung yang tersebar di beberapa titik di Bundaran HI.
Kurang sekitar 4000 Peserta pawai obor elektrik ini hadir memeriahkan acara Jakarta Muharram Festival ini, Pawai ini dilakukan secara longmarch dari Jalan Merdeka barat, silang Monas, menuju Bundaran HI. Suasananya pun semakin meriah ketika para peserta menabuh rebana. Selain rebana ada beberapa peserta yang juga membawa drum.
Dan masyarakatpun ada yang ikut berjalan beriringan dengan rangkaian pawai, dan kebanyakan dari masyarakat mengabadikan momen ini dengan suka cita. Dipanggung hiburannya pun acara kali ini dimeriahkan beberapa artis-artis Tanah Air seperti Kotak, wali, Potret, Pasha, Opick, Koes Plus Junior, Wika Salim dan beberapa artis lainnya.
Dimalam harinya pun, Pemprov DKI telah menyiapkan pertunjukan Water Screen Projection Laser di Ari mancur Bundaran HI dan 3D Project Mapping Building yang mampu menarik perhatian pengunjung pada gelaran HUT DKI Lalu.
Pada dasarnya kegiatan dalam menyambut tahun baru islam tidaklah menjadi sebuah masalah. Melainkan dalam hal ini yang menjadi paling penting adalah bagaimana kita memaknai apa yang terkandung dari kegiatan malam tahun baru Islam ini. Lalu, pertanyaan selanjutnya bagaimana dan apakah yang akan kita lakukan kedepannya bagi kamu yang seorang Muslim